Senin, 09 Mei 2016

Trip Pulau Weh

Wajah Baru Pulau Weh

Halo para traveler dan backpacker se-Indonesia.
Nah disini gw mau berbagi tentang keindahan pulau paling ujung di Indonesia (tau kan lagu Dari Sabang sampai Merauke). Benar banget kota Sabang ini terletak di Pulau Weh, Provinsi DI Aceh. Sebenarnya petualangan ini tidak sengaja terjadi saat gw sedang OJT (On the Job Training) di DI Aceh, semua bermula saat gw menginjak ke Tanah Rencong pada bulan November 2012.
Meskipun gw di tempatkan pada ibukota provinsi ini (Banda Aceh), tapi awal mulanya gw sempat ragu dan takut karena itu masih awal-awalnya gencatan senjata antara GAM dan TNI di provinsi paling ujung Sumatera ini. Tapi setelah gw menjalani kehidupan selama 1 bulan disana, ternyata semua yang ada diberita itu bohong, tentang orang Aceh itu jahat atau bengis. Orang-orang Aceh itu sama halnya dengan orang Indonesia pada umumnya yaitu ramah terhadap orang asing (dan 'inong'nya cantik-cantik). Kalau soal gempanya itu benar terjadi, gw sampe bisa sadar gempa terlama yang pernah gw rasakan yaitu sekitar 11 detik dengan kekuatan sampai bisa menggetarkan piring diatas meja.

(skip langsung ke cerita petualangan di Pulau Weh)

Pada bulan Januari 2013, setelah gw selesai OJT dengan proyek yang sukses sehingga diajaklah sama atasan ke Pulau Weh. Pulau ini dapat di tempuh dari Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh yang memakan waktu sekitar 45 menit dengan speed boat dan 1 jam 45 menit bahkan sampai 2 jam menggunakan kapal feri (tergantung arus laut dan kalau harga tiket pasti lebih murah kapal feri hhe). Saran gw, berangkatlah pagi-pagi supaya dapat berkeliling ke kota Sabang, diperlukan sekitar 20 - 30 menit dari Pelabuhan Balohan menuju kota (sampai di pelabuhan Balohan, Pulau Sabang lebih baik kalau bawa teman dapat carter mobil kalau sendiri dapat menggunakan angkutan umum disana). Nah sekarang gw jelasin bagaimana gw keliling dan berpetualang di Pulau Weh. Selama 4 hari gw disana, ada 3 cara menikmati Pulau Weh dan keindahan alamnya. Cara pertama adalah dengan carter mobil (kalau berangkat dengan teman-teman cara ini lebih murah dan gak kepanasan sekitar 300-400k perhari sudah termasuk bensin), cara kedua adalah dengan sewa sepeda motor (seperti bali, di pulau weh juga ada rental sepeda motor sekitar 50-100k), dan cara yang terakhir adalah kunjungilah kawan kalian yang sedang dinas disana dan punya kendaraan buat dipinjam (kalau ini sih minimal dapat tempat menginap dan ini geratisss xp ).

Di atas telah gw jelaskan cara buat akomodasi ke tempat wisata, sekarang gw jelaskan tempat wisata yang menarik di Pulau Weh. Jadi gw akan bagi tempat-tempat wisata yang gw kunjungi dari hari ke hari yang gw lalui di Pulau Weh. Biar lebih enak dari tempat satu ke tempat yang lain berdasarkan jarak antar tempat.

Hari-1:

Gw naik speed boat (kapal cepat) dari pelabuhan Banda Aceh (Ulee Lheue) sekitar jam 7 atau 8 pagi, sesampainya di pelabuhan Sabang (Balohan) sekitar jam 8 atau jam 9. Atasan gw langsung berinisiatif untuk carter mobil untuk langsung ke kota Sabang niatnya untuk mengisi perut (kota ini ramai di malam hari, pagi hari di kota ini sangat sepi). Karena belum ada warung makan yang buka jadi kita melanjutkan perjalanan ke Pantai Iboih. Waktu perjalanan dari Pelabuhan Balohan sampai Pantai Iboih itu sekitar 1-2 jam disertai pemandangan alam yang asri dan sesekali kita dapat melihat pesisir pantai. Sekitar jam 11, kami sampai di Pantai Iboih (pantai pasir putih yang sangat jernih, kejernihannya seperti Pantai Bama jika kalian membaca Trip Banyuwangi yang gw tulis) hanya saja karena tsunami tahun 2004 tidak menyisakan terumbu karang di pantai ini. Setelah kami makan pagi dan sekalian makan siang, kami memutuskan untuk segera ikut trip snorkeling (di Pantai Iboih lalu dibawa juga ke Pulau Rubiah). 


Kehidupan Dasar Laut Pulau Rubiah

Pulau Rubiah terletak tidak jauh dari Pantai Iboih sekitar 15 menit perjalanan dengan kapal-kapal pariwisata disana. Tidak terasa sampai sore sekitar jam 4 kita baru kembali ke Pantai Iboih. Sangat menyenangkan snorkeling di Pulau Rubiah meski terumbu karang hanya sedikit dijumpai disana banyak biota laut yang ada. Hari pertama di Pulau Weh kami akhiri dengan menginap di hotel yang terletak dikota Sabang (meski di Pantai Iboih tersedia bungalow dan resort tetapi pertimbangan kami adalah ingin menjelajahi semua tempat wisata di Pulau Weh). Harga per malam bungalow disana masih cukup terjangkau dibawah 500k. Saran gw carilah teman-teman baru yang mempunyai tujuan yang sama yaitu snorkeling disana, supaya dapat sharing cost buat kapal atau kalian ajak minimal 4 orang teman-teman kalian buat berpetualang bareng ke Pulau Weh.

Hari-2:


 Danau Aneuk Laot

Pagi hari sekitar jam 8 gw sudah ditunggu sama bapak rental motor yang gw sewa kemarin. Hari ini gw sendirian dengan bermodalkan peta wisata yang gw dapat dari hotel, sedangkan atasan gw masih berkutat dengan pekerjaan dadakan dan mengijinkan gw buat menjelajahi "pedalaman" Pulau Weh. Jangan salah, ternyata Pulau Weh ini memiliki danau juga yang bernama Danau Aneuk Laot (yang terletak dekat dengan PLTD yang mensuplai seluruh listrik di Pulau Weh). Kenapa gw tahu ada PLTD, karena gw sempat nyasar dan bertanya ke penduduk lokal letak danau tersebut. Danau ini terlihat sangat menenangkan di pagi hari, dengan air tawar yang berwarna biru dan dikelilingi oleh rerumputan yang hijau. Sekedar informasi, danau ini juga sebagai sumber mata air untuk penduduk di Pulau Weh. Setelah dari danau, gw melanjutkan pergi ke 'tempat air' selanjutnya. Yaitu ke pantai lagi dan lagi. Banyak banget pantai yang indah di Pulau Weh, sampai-sampai memori kamera gw sudah tidak cukup buat mengambil gambar. Ada beberapa pantai dan tempat wisata yang bagus untuk foto (baik prewedding, bulan madu, bahkan untuk kalender pun kalian bisa ambil foto 12 gambar di Pulau Weh saja.hha).


Salah satu resort di Pantai Anoi Hitam

Tipe pantai di Pulau Weh ini beragam, ada yang mempunyai ombak yang sedang, berombak kecil, sampai dengan tidak berombak. Dan juga tingkat kejernihan yang beragam yang membuat gw jadi agak takut kalau berenang dengan warna air yang tidak kelihatan dasarnya.Pantai Anoi Hitam merupakan tujuan selanjutnya dari perjalanan gw di hari kedua ini. Di pantai ini ada Benteng Jepang. Konon benteng ini merupakan benteng peninggalan Jepang pada Perang Dunia 2 sebagai pertahanan Jepang melawan tentara sekutu. Meski memiliki sejarah yang kelam, tapi pemandangan di Pantai Anoi Hitam ini sangat menganggumkan (gw datang pas terik-teriknya sinar matahari). Disini juga ada resort yang eksotis banget, cocok buat kalian yang ingin bulan madu. Saran gw untuk hari kedua lebih baik kalian sering bertanya supaya tidak terlalu jauh kalo nyasar seperti gw, kalau bawa pasangan lebih baik menginap sehari di resort dekat Pantai Anoi Hitam. Dan satu lagi, bawalah tempat minum beserta isinya karena terik mataharinya selalu membuat gw melipir ke warung.


View Benteng Jepang


Hari-3:


Sunset di Tugu Nol Km

Hari terakhir gw bisa menikmati dan menjelajahi Pulau eksotis di ujung Indonesia ini, kali ini gw ke Pantai Kasih, tipe pantai ini dengan pasir putih yang lembut dan ombak yang sangat kecil sehingga gw tidak berpikir panjang buat 'berkubang' di pantai (sekalian mandi sih karena keringat gw dah bercucuran sewaktu perjalanan). Selanjutnya gw melanjutkan perjalan yang hanya memakan waktu kurang dari 10 menit ke pantai sebelah yaitu Pantai Sumur Tiga. Pantai ini juga termasuk pantai dengan ombak yang sangat kecil dan pasir yang agak kasar dibandingkan Pantai Kasih. Tetapi jangan salah, fasilitas di pantai ini lebih bagus dibanding Pantai Kasih. Setelah asyik bermain air dan 'berkubang' maka gw melanjutkan perjalanan menuju 0 km Indonesia. Ya benar, Sabang terkenal juga dengan Tugu Nol Kilometer Indonesia. Hal ini yang membuat rasa penasaran gw bentuk, keindahan, dan apa saja yang ada di sana. Sunset (tenggelamnya matahari) di Tugu Nol Kilometer sangat bagus yang membuat gw pribadi ingin menikmati keindahan alam tersebut sampai malam menyeruak dengan adanya suara binatang.
Saran gw di hari ketiga ini, sertifikat 0 km itu dijual sekitar 25k. Lalu jangan bawa makanan yang banyak ke Tugu 0 km karena disana masih banyak monyet-monyet liar. Dan usahakan kalau ingin pulang malam dari Tugu 0 km, kalian harus bawa teman atau minimal ada mobil/motor yang searah dengan kalian pulang. Karena disana lampu penerangan saja minim sehingga kalau pulang ke hotel sendirian juga merasa was-was.


Hari 4 gw habiskan di hotel sembari menunggu kapal sore yang mengantarkan gw balik ke Banda Aceh.

Sepertinya itu saja yang gw ingin berbagi untuk kalian semua yang mempunyai rencana ke pulau eksotis ini. Semoga bermanfaat dan berliburlah. Have a nice trip.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar